AKHIR DARI PERSAHABATAN EPISODE 6

•••
Juli,
ya Juli, hanya nama itu yang terngiang di telingaku, seluruh tubuhku ingin segera menemui Juli, tapi entah dimana dia berada, dari tadi kumencarinya, tak jua kudapat sosoknya. Di kelas, kantin, kantor, parkir, tak kunjung kutemui, akhirnya saat pencarianku terakhir adalah semua koridor yang ada di seluruh sekolah, mungkin saja dia lagi nongkrong di bangku-bangku sepanjang koridor. Kulihat begitu ramai anak-anak mengrumuni mading, entah apa isinya, juga turut mengundangku untuk melihatnya yang merasa penasaran. Ku masuk diantara kerumunan itu secara paksa, dan betapa terkejutnya aku. .
Isinya membuat Hatiku sesak,

Aku dan Dimas Pratama resmi Pacaran

Ttd
Letisna

Ya tuhan , kuharap ini tak benar , hanya itu yang ada dalam pikiranku, tulangku terasa lemah. Dimas?, aku tak habis pikir, aduh, kenapa aku jadi jealous gini? Padahal itu kan terserah Dimas orang kita Cuma temenan. Tapi aku ngerasa takut banget, aku takut kehilangan dia, pantesan akhir-akhir ini dia jarang menemuiku,,, ya tuhan aku ngerasa ga tenang,, ku ambil handphone, dan ku kirim sms untuk menanyakan hal ini, aku ingin mencari kebenaran.
Dim, kamu pacaran?
Beberapa menit kemudian, ,
Siapa yang pacaran? Balas Dimas
Apa! Jdi Dimas nggak tahu? Apa pura-pura nggak tahu, Dasar cewek gatel tuh, yang namanya Letisna! Dalam hatiku mengerutu. Kemudian ku balas kembali sms Dimas.
Ya, kamu lah, , pura-pura nggak tahu lagi?
Ya ampiun aku kasar banget ya? Kutunggu balasan sms dari dimas tapi tak kunjung jua datang, diriku jadi tambah gelisah, mungkin memang benar adanya Dimas pacaran. Sekarang aku sadar aku benar-benar merasakan rasa cemburu, benar adanya, selama ini mengapa aku tak menerima seseorangpun yang ingin jadi pacarku, itu karenamu Dimas, karenamu, mungkin kau tak pernah tahu. Aku shock, terdiam membisu, terpaku dibangku koridor, semua pikiran tadi yang ingin mencari Juli sudah hilang, semangatku hilang, , Juli lewat didepanku pun tak kuhiraukan, bahkan dia duduk disampingku, aku tak terpengaruh, padahal aku tahu itu juli
“kamu kenapa, Vik?” tanya nya padaku
“entahlah, aku juga tidak tahu?” jawabku singkat
“ terus kenapa kamu jadi lesu gini, kayak orang patah hati?…..Dimas pacaran ya? Tuh yang ad dimading tu?
“ tahu? Jangan tanya sama aku, aku juga nggak tahu, Dimas nggak pernah ngasih tahu apapun sama aku, mungkin cewek tuh yang ganjen!”
“ isssh,,kamu ini? Oh ya kata temen-temen dari tadi kamu cari aku? Aku di UKS.
“iya, aku mau tanya sama kamu, Rangga ada nyeritain sesuatu nggak sama kamu, soalnya kayaknya dia marah sama aku”
“ hmmmp,, ada kayaknya seminggu yang lalu,, aku tanya dia, mengapa dia nggak bareng kamu? Terus dia jawab, apa ada sahabat yang sedang dalam masalah, ia hanya jawab hati-hati? Sahabat macam apa itu! Emangnya bener kamu ada ngomong kayak gitu sama dia?”
Aku sudah yakin, kata-kataku waktu itu menbuat dia salah paham, dia yang tak pernah tahu apa yang kumaksud.
“ emang ada, Juli, asal kamu tahu waktu kamu bilang ada yang mau ngeroyokin Rangga aku langsung nelepon dia, tapi aku tak sanggup untuk mengatakannya, baru saja aku ngomong hati-hati, hpku langsung aku padam, dan Rangga menghubungiku berkali-kali tapi tak aku angkat. Aku tak tahu jadinya akan seperti ini Juli?” jelasku
“ oke,,nanti aku coba jelaskan ke Rangga, dia juga pasti ngerti kok, kamu jangan sedih lagi ya”
‘iya” aku mengangguk pelan, tapi dalam hatiku masih menjanggal tentang Dimas, aku benar-benar tidak percaya, bahwa aku tidak dapat menerima keputusan ini.

Tak kusangka, siangnya Rangga kerumahku, aku heran, bengong melihatnya sudah berada di depan pintu.
“kenapa, Vik, kamu nggak senang , aku ke rumah kamu,, hmm,, aku pulang saja deh!” dengan wajah cemberut
“e,,e,, nggakk, Cuma heran,kamu kan marah sama aku?”
“ya,, nggak selamanya kok aku marah sama kamu, Juli sudah menceritakan semuanya, aku sadar, aku yang salah, aku menduga yang bukan-bukan tentang kamu?”
“nggak apa-apa……….” jawabku singkat
“ hmm,,, Dimas mana?” tanya Rangga
“ entahlah, dia sibuk ngurusin pacarnya! Emang gitu sih, kalau temen udah punya pacar, pasti temen lain dilupakan!” melampiaskan kekesalan
“ ohh,, yang di mading itu,,,,? Hmm,, kamu cemburu,,,
Aku kaget, jadi bingung mau ngomong apa, “ hah,, ngapain aku cemburu?” dalam hatiku, berat banget, aku berbohong pada diriku sendiri,.. berat banget melawan kata hati, tapi apa daya inilah yang harus aku lakukan, jujur , sebenarnya aku memang cemburu,, tapi tak mungkin aku megatakannya pada Rangga.
•••

_duniasulis_

Tinggalkan komentar